Perkiraan dan Antisipasi terhadap Masyarakat Masa Depan



BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa depan. Pendidikan berperan penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan karena akan berdampak pada kebudayaan yang diwariskan dan dipelihara oleh setiap generasi bangsa. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejarah bangsa. Pada dasarnya pendidikan selalu bertumpu pada suatu wawasan kesejarahan, yang dimaksud disini yakni pengalaman-pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi serta harapan masyarakat masa depan. Berbagai wujud kebudayaan selalu mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan perubahan dan kemajuan manusia dan masyarakat pendukung kebudayaan.
            Perkembangan masyarakat beserta kebudayaannya semakin mengalami percepatan serta meliputi seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia, hal ini disebabkan oleh percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan masa depan. Generasi baru yang dihasilkan pendidikan tersebut yaitu manusia yang melek teknologi dan melek fikir, namun tidak melupakan kebudayaan yang ada.
            Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan atau kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari berbagai hal, seperti agama, hokum, adat istiadat, moral, dan sebagainya, baik yang tertulis maupun yang tidakntertulis. Bagi bangsa Indonesia dengan masyarakat yang majemuk terjadi variasi nilai dan tata kelakuan.
            kebudayaan mencakup unsur-unsur mulai dari sistem religi, kemasyarakatan, pengahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian, sampai dengan system teknologi dan peralatan. Unsur-unsur terakhir tersebutlah yang paling mudah berubah dibandingkan dengan unsur lainnya. Akan tetapi, perubahan masyarakat Indonesia daari masyarakat pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi telah menyebabkan keseluruhan unsur-unsur tersebut akan mengalami pengaruh yang kuat.
           

BAB II
PERKIRAAN DAN ANTISIPASI
TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Pendidikan ada karena suatu latar berlakang dan kebudayaan tertentu. Di Indonesia pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia. Landasan sosio-kultural merupakan salah satu dasar utama dalam menentukan arah kepada program-program pendidikan baik program pendidikan sekolah maupun program pendidikan luar sekolah. Dari sisi lain pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan setiap masyarakat. Di dalam UU no 2 Tahun 1989 tentang sistim pendidikan nasional dinyatakan bahwa “Dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.” Melalui upaya pendidikan kebudayaan di wariskan dan di pelihara oleh setiap generasi bangsa. Serentak dengan itu upaya pendidikan di arahkan pula untuk mengembangkan kebudayaan itu. Kebudayaan yang dimaksudkan dalam arti luas yaitu “Keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu (Koentjaraninggrat, 1974: 19). Kebudayaan itu dapat : Berwujud ideal yaitu ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Berwujud kelakuan yankni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.  Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusia.(Koentjaraningrat 1974: 15-22).
Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:

1.      Kecenderungan Globalisasi
Globalisasi bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan-akan tanpa batas administrasi negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antar bangsa didunia semakin besar. Menurut Emil Salim (1990;8-9) terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni :
a.       Bidang Iptek yang mengalami perekembangan yang semakin di percepat, utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti kompter dan satelit.
b.      Bidang Ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara.
c.       Bidang Lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncaknya pada Konverensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi, atau nama resminya ; Konverensi PBB mengenai Lingkungan Hidup dan Pembangunan (UNCEDE), pada awal Juni 1992 di Rio de Janeiro, Brasil.
d.      Bidang Pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa, termasuk budaya nasional dan budaya-budaya nusantara. Sebagai contoh: penggunaan antena parabola memberi peluang masuknya film dan sinetron langsung kerumah dan peristiwa di berbagai penjuru dunia secara langsung dapat di lihat di rumah setiap orang pada saat ataupun sesaat setelah peristiwa terjadi melalui siaran langsung televisi.
Di samping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisasi juga tampak dalam bidang politik, hukum dan hak-hak asasi manusia, paham demokrasi, dan sebagainya. Sebagai contoh, pelaksanaan pemilihan umum di suatu negara akan di pantau secara langsung oleh berbagai negara lain dengan mengirim para penijau, baik menjelang maupun pada saat pelaksaan pemungutan suara.


2.      Perkembangan IPTEK
Perkembangan IPTEK yang semakin cepat dalam eraglobalisasi merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat di masa depan. Dan hampir dapat di pastikan bahwa perkembangan yang semakin cepat itu masih akan berlanjut dalam abad ke- 21 yang akan datang, dan demikian pula dengan limpahannya akan bersifat global. Globalisasi perkembangan IPTEK tersebut dapat berdampak positif (memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di dunia, menguasai dan menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan) ataupun yang berdampak negatif (akan timbul apabila kondisi sosial-budaya belum siap menerima limpahan itu).
Percepatan perkembangan IPTEK tersebut terkait dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Segi landasan ontologis, objek telaahan ialah berupa pengalaman atau segenap wujud yang di jangkau lewat alat indra telah mengalami perkembangan yang pesat larena di dapatkannya peranti (device) yang membantu alat indra tersebut.
Selanjutnya, dari segi landasan epistemologis, cara yang di pakai untuk memperoleh pengetahuan yang di sebut lmu pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan pesat. Perkembangan ilmu yang terakhir ini ialah penyusunan suatu teori atau ilmu teoritis sebagai kerangka pemikiran yang menjelaskan gejala dan hubungan yang diperoleh dalam pengujian empiris, dan selanjutnya dapat meramalkan dan menentukan cara mengontrol hal-hal itu.
Dan akhirnya landasan aksiologis atau untuk apa IPTEK itu dipergunakan, yang mempersoalkan tentang penggunaan IPTEK tersebut secara moral tertuju pada kemaslahatan manusia. Terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan pemanfaatan IPTEK, yakni :
a.       Penelitian dasar (basic research)
b.      Penelitian terapan (applied reserach)
c.       Pengembangan teknologi (technological development)
d.      Penerapan teknologi
            Biasanya langkah-langkah tersebut di ikuti langkah evaluasi, apakah hasil IPTEK tersebut dapat di terima masyarakat, misalnya dari segi etis-politis-religis-dan sebagainya. Teknologi merupakan alat kekuasaan atas :


a.       Manusia, yakni demi kemaslahatan atau sebaliknya mengeksploitasi manusi itu.
b.      Kebudayaan yakni memperkaya dan memperkuat kebudayaan atau melunturkan nilai-nilai budaya yang dapat menimbulkan krisis identitas budaya.
c.       Alam, yakni memanfaatkan sambil menjaga kelestariannya ataukah memusnahkan seluruh kehidupan di bumi.
Telah dikemukakan bahwa globalisasi perkembangan IPTEK yang cepat tersebut adalah peluang dan tantangan. Untuk latar negara-negara barat, C.P. Snow dalam The Two Cultures mengingatkan adanya dua pola kebudayaan dalam masyarakatnya, yakni masyarakt ilmuan dan masyarakat terdidik non ilmuan(scientific and literary communities), yang akan menghambat kemajuan baik IPTEK maupun masyarakat itu sendiri. Untuk menantisipai keadaan tersebut, dalam masyarakat masa depan maka perlu diupayakan agar setiap anggota masyarakat melekIPTEK, yakni memiliki wawasan yang tepat serta mengetahui terminologi beserta maskudnya yang lazim digunakan tanpa harus menjadi pakar IPTEK tersebut. Seiiring dengan itu tentu diperlukan pakar-pakar IPTEK yang menguasai secara mendalam serta memilki wawasan yang luas dan mampu bekerja secara interdisipliner namun tetap berpijak pada kebudayaan bangsa Indonesia.

3.      Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Kemajuan teknologi telah mendorong perubahan masyarakat dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Di indonesia terjadi perubahan yang serentak dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi.
            Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang semakin padat dan akan dipercepat di masa depan, mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut. Sumber pesan mencakup keseluruhan unsur-unsur kebudayaan, mulai dari sistem dan upacara keagamaan, terutama sistem teknologi dan peralatan.
  Yusuf Hadi Miarso (1997) mengemukakan bahwa perkembangan dalam era informasi di tandai dengan ciri-ciri berikut :
a.       Meningkatkan daya muat dalam mengumpulkan, menyimpan dan menyajikan informasi
b.      Meningkatkan kecepatan penyajian informasi
c.       Melimpahkan miniaturisasi perangkat kelas
d.      Keberagaman pilihan informasi
e.       Biaya perolehan infromasi dari jarak jauh semakin menurun
f.       Kemudahan penggunaan produk informasi
g.      Distribusi informasi semakin luas
h.      Meningkatkan kegunaan informasi

4.      Peningkatan layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesional dalam bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan IPTEK yang semakin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi.
            Oleh karena itu, manusia masa depan semakin menuntut suatu kualitas hidup yang lebih baik, termasuk berbagai layanan yang dibutuhkannya. Layanan diberikan oleh pemangku profesi tertentu/layanan profesional.
  Adapun ciri-ciri profesi sebagai berikut :
1.      Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal yang di lakukan oleh pemangku profesi.
2.      Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan prosedur yang unik, serta diperlukan waktu yang relatif panjang untuk mempelajarinya.
3.      Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualisifikasi tertentu, sehingga hanya yang berkompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.
4.      Terdapat kode etik profesi yang mengatur keanggotaan serta tingkah laku, sikap dan cara kerja anggotanya.
5.      Terdapat organisasi profesi yang berfungsi menjaga/meningkatkan layanan profesi dan melindungi anggotanya.
6.      Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karir hidup dan menjadi anggota yang relatif permanen serta mempunyai kemandirian dalam melaksanakan profesinya dan untuk mengembangkan kemampuan profesinya.

BAB III
UPAYA MENGANTISIPASI MASA DEPAN
Masyarakat masa depan tentulah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru. Edgar Faure dalam surat (18 Mei 1972) yang mengantar laporan Komisi Internasional Pengembangan Pendidikan yang diketuainya, yang dikirim kepada Direktur Jenderal UNESCO, mengemukakan bahwa “rumusan-rumusan tradisional dan perbaikan-perbaikan sebagian, tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan yang belum pernah ada, yang timbul dari tugas dan fungsi baru yang harus dipenuhi (Faure, et.al., 1972/1981:vii).” Laporan komisi tersebut bergema ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang telah mendorong upaya-upaya pembaruan pendidikan seumur hidup untuk membangun manusia seutuhnya serta mewujudkan suatu masyarakat belajar.
Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematis (pengembangan pendidikan dilakukan secara teratur melalui perencanaan yang bertahap) dan pendekatan sistematik (menunjuk pada pendekatan sistem dalam proses berpikir yang mengaitkan secara fungsional semua aspek dalam pembaruan pendidikan). Penggarapan pembaruan pendidikan harus menyeluruh, mulai pada lapis sistem/nasional, lapis institusional, sampai pada lapis individual. Keberhasilan pengembangan pendidikan tersebut tergantung pada keserasian penggarapan ketiga  lapisan itu, tidak cukup hanya pada tingkat pengambilan keputusan (misal dengan keputusan menteri) tetapi harus secara serentak dengan penyiapan kelembagaan dan ketenagaan.
UU RI No.2 Tahun 1989 beserta peraturan pelaksanaannya maka telah dimantapkan kerangka landasan pembangunan sektor pendidikan untuk bersama-sama dengan sektor lainnya akan memberikan dasar yang lebih kuat bagi proses tinggal landas dalam pembangunan jangka panjang kedua (1994-2019). Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad-21 yang akan datang.

1.      Tuntutan bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
Tantangan-tantangan yang akan dihadapi manusia masa depan, seperti : kemampuan menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang globalisasi dalam berbagai bidang, wawasan dan pengetahuan yang memadai tentang IPTEK, misalnya melek teknologi tanpa harus menjadi pakar IPTEK, kemampuan menyaring dan memanfaatkan arus informasi yang semakin padat dan cepat, dan kemampuan bekerja efisien sebagai cikal bakal kemampuan profesional. Setiap upaya manusia untuk menyesuaikan diri terhadap konstelasi dunia pada masanya (pada masa lampau, kini, ataupun yang akan datang) adalah proses modernisasi.
Salah satu ketentuan penting dalam UU RI No. 2/1989 beserta peraturan pelaksanaanya adalah ketetapan pendidikan dasar 9 tahun. Dengan pendidikan dasar 9 tahun tersebut diharapkan setiap manusia Indonesia akan mempunyai bekal dasar yang memadai sebagai individu, warga masyarakat, warga negara, dan bahkan warga dunia. Dalam PP RI No. 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dikemukakan rincian tujuan-tujuan pendidikan dasar sebagai berikut.
a.       Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk :
1)      Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan
2)      Membiasakan untuk berperilaku yang baik
3)      Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar
4)      Memelihara kesehatan jasmani dan rohani
5)      Memberikan kemampuan untuk belajar
6)      Membentuk kemampuan untuk belajar
b.      Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk :
1)      Memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat
2)      Menumbuhkan rasa tanggungjawab dalam masyarakat
3)      Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat
c.       Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk :
1)      Mengembangkan perhatian dan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara Republik Indonesia
2)      Menanamkan rasa ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan bangsa dan negara
3)      Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
d.      Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggoa umat manusia mencakup upaya untuk :
1)      Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat
2)      Meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia
3)      Memberikan pengertian tentang ketertiban dunia
4)      Meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan antar bangsa
e.       Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah dalam menguasai kurikulum yang disyaratkan
Untuk jenjang pendidikan dasar, kemampuan dasar sebagai manusia Pancasila yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar akan siap untuk :
                                            i.            Memasuki lapangan kerja sebagai manusia pembangunan setelah melalui orientasi dan pelatihan tambahan sesuai dengan kebutuhan
                                          ii.            Melanjutkan ke pendidikan menengah
Untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dimasa depan diperlukan pembekalan kemampuan, yaitu :
                                       i.            Ketanggapan terhadap berbagai masalah sosial, politik, kultural, dan lingkungan
                                     ii.            Kreativitas didalam menemukan alternatif pemecahannya
                                   iii.            Efisiensi etos kerja yang tinggi
Makaminan Makagiansar mengemukakan pentingnya mengembangkan 4 hal pada peserta didik, yaitu :
                                  i.            Kemampuan mengantisipasi perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan
                                ii.            Kemampuan dan sikap untuk mengerti dan mengatasi situasi
                              iii.            Kemampuan mengakomodasi, utamanya perkembangan IPTEK serta perubahan yang diakibatkannya
                              iv.            Kemampuan mereorientasi, utamanya kemampuan seleksi terhadap arus informasi yang membombardirnya

Mayjen Sajidiman mengemukakan , yang menenkankan kemampuan yang diperlukan manusia Indonesia berdasarkan fungsinya, yaitu :
a)      Pekerja yang terampil yang menjadi bagian utama dari mekanisme produksi yang harus lebih efektif dari efisien
b)      Pemimpin dan manajer yang efektif, yang memiliki kemampuan berpikir, mengambil keputusan yang tepat pada waktunya serta mengendalikan pelaksanaan dengan cakap dan berwibawa
c)      Pemikir yang mampu  menentukan/memelihara arah perjalanan dan melihat segala kemungkinan dihari depan

2.      Upaya Mengantisipasi Masa Depan
Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 dikemukakan sebagai berikut : “Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dibidang pendidikan, maka pendidikan nasional mengusahakan : Pertama, pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri, dan kedua , pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh....... (UU, 1992: 24)”. Dari penjelasan tersebut, bahwa fungsi pendidikan diarahkan bukan hanya untuk pembangunan manusia saja tetapi juga ikut serta dalam pembangunan masyarakat. Upaya mengantisipasi masa depan melalui pendidikan akan diarahkan pada :
a.       Aspek yang paling berperan dalam individu untuk memberi arah antisipasi tersebut yakni nilai dan sikap
Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawsan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Ketetapan MPR RI No. II/MPR/78 telah menetapkan dalam pasal 4 sebagai berikut : “Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ini merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara bagi setiap warga negara Indonesia,... (Ketetapan-Ketetapan, 1978: 51)”. Setiap anggota masyarakat dan warga negara Indonesia harus mau dan mampu menggunakan nilai-nilai luhur bangsanya sebagai filter dalam menghadapi globalisasi.
Salah satu pengaruh nilai-nilai tersebut akan tampak dalam sikap (attitude) seseorang. Sebagai kemampuan internal, sikap akan sangat berperan menentukan apabila terbuka, kemungkinan berbagai alternatif untuk bertindak. Dalam sikap dapat dibedakan 3 aspek, yaitu:
1)      Aspek kognitif seperti pemahaman tentang objek sikap
2)      Aspek afektif yang sangat dipengaruhi oleh nilai dan dapat sangat subjektif seperti setuju/tidak setuju, suka/benci, dan sebagainya
3)      Aspek konatif yang mendorong untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut
Terdapat beberapa ciri dari sikap, antara lain : sesuatu yang dibentuk/dipelajari, dapat diubah namun prosesnya dapat berlangsung sangat lambat, selalu mempunyai segi-segi perasaan dan motivasi, serta objeknya dapat berupa satu hal tertentu/kumpulan dari hal tersebut. Pembentukan/pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembiasaan, internalisasi nilai melalui ganjaran-hukuman, keteladanan (modeling), teknik klarifikasinilai, dan sebagainya.
Taksonomi tujuan pendidikan dalam ranah afektif dikemukakan antara lain oleh Krathwohl, Bloom, dan Masia yang menekankan proses internalisasi yang kontinu dari yang rendah sampai yang tertinggi sebagai berikut.
1)      Penerimaan (receiving, attending)
2)      Penanggapan (reponding)
3)      Penilaian, peyakinan (valuing)
4)      Pengorganisasian, konseptualisasi (organization)
5)      Perwatakan, pemeranan (characterization)
Perubahan nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pelestarian dan aspek pembaruan. Keserasian dan keselarasan antara pelestarian dan pembaruan nilai dan sikap yang akan memberi peluang keberhasilan menjemput masa depan itu.
b.      Pengembangan budaya dan sarana kehidupan
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan sarana kehidupan manusia.Dalam sejarah tercatat bagaimana puncak kebudayaan pada suatu wilayah tertentu akan mempengaruhi kebudayaan lain didunia ini. Berkaitan dengan hal itu UNESCO telah menetapkan konsep Dasawarsa Kebudayaan Sedunia yang menekankan bahwa pengembangan kebudayaan dunia masa kini harus meliputi 4 dimensi, yaitu :
1)      Afirmasi/penegasan dimensi budaya dalam proses pembangunan
2)      Mereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya dan setiap kelompok manusia berhak diakui identiitas budayanya
3)      Partisipasi
4)      Memajukan kerjasama budaya antarbangsa
Peranan pendidikan merupakan faktor menentukan dalam membangun dan memperkuat ketahanan budaya.
c.       Tentang pendidikan itu sendiri, utamanya pengembangan sarana pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa depan, karena pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk berperan dimasa yang akan datang. Salah satu kebijakan penting UU RI No.2 Tahun 1989 adalah yang berkaitan dengan pendidikan dasar, yakni perubahan pendidikan dasar dari 6 tahun menjadi 9 tahun, serta perubahan kualifikasi awal guru SD dari pendidikan menengah (SPG dan sederajat) menjadi pendidikan tinggi (diploma dua, yang kelak dapat dikembangkan menjadi sarjana). Kebijakan itu diiringi pula dengan penetapan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Peningkatan mutu pendidikan dasar yang wajib diikuti oleh semua warga negara akan menjadi cikal bakal ke arah :
                                                i.            Peningkatan mutu pendidikan menegah dan tinggi
                                              ii.            Terbentuknya masyarakat terdidik yang mampu terus belajar mandiri
Pemasalahan pendidikan di Indonesia dengan wilayah yang luas dan pendudukan yang besar tetapi tidak merata adalah masalah-masalah kuantitas, kualitas, pemerataan, dan relevansi. Santoso S. Hamijoyo mengemukakn 5 strategi dasar dalam era globalisasi, yaitu :
1)      Pendidikan untuk pengembangan IPTEK
2)      Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen
3)      Pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana dan kesehatan
4)      Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai
5)      Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan kepelatihan



BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1.      Kecenderungan Globalisasi
2.      Perkembangan IPTEK
3.      Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
4.      Peningkatan layanan Profesional

REFERENSI
Prof. Dr. Tirtarahardja U dan Drs. La Sulo S. L., 2005, Pengantar Pendidikan, Jakarta; Rineka Cipta.


No comments:

Post a Comment