BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Umumnya kesulitan pertama membuat
karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa
ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat
dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain
yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang
membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu
bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat
dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan
tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang
kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang
dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap
sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau
dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari
satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan paragraf ?
2. Apa saja struktur dalam paragraf ?
3. Apa saja ciri-ciri paragraf ?
4.
Bagaimana
syarat-syarat dalam pembuatan paragraf ?
5.
Apasajakah
jenis-jenis paragraf ?
6.
Bagaimanakah cara mengembangkan
sebuah paragraf ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan
paragraf
2. Mengetahui struktur paragraf
3. Megetahui ciri-ciri paragraf
4. Mengetahui syarat-syarat dalam
pembuatan paragraf
5.
Mengetahui jenis-jenis
paragraf
6.
Mengetahui cara
mengembangkan sebuah paragraf
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Paragraf
a.
Paragraf
ialah suatu kumpulan dari kesatuan pikiran yang kedudukannya lebih tinggi serta
lebih luas dari pada kalimat. Atau dapat diartikan pula paragraf adalah bagian
dari sebuah karangan yang terdiri dari beberapa kalimat, yang berisiskan
tentang informasi dari penulis untuk pembaca dengan pikiran utama sebagai
pusatnya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Paragraf terdiri dari
beberapa kalimat yang berhubungan antara satu dengan yang lain dalam suatu
rangkaian yang menghasilkan sebuah informasi. Paragraf juga dapat disebut
sebagai penuangan ide dari penulis melalui beberapa kalimat yang berkaitan dan
memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang singkat.
b.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang
biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun
beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat
dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal). Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan
tunggal paragraf.
c.
Paragraf
adalah karangan yang terdiri dari sejumlah
kalimat dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan pikiran penjelas
sebagai pendukungnya. atau paragraf dapat juga diartikan sebagai seperangkat
kalimat yang terdiri atas satu kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas. Kalimat
Pokok atau kalimat utama yaitu kalimat yang berisi masalah
atau kesimpulan sebuah paragraf. Sedangkan kalimat penjelas adalah
kalimat yang berisi penjelas masalah pada kalimat utama.
2. Stuktur
Paragraf
Struktur paragraf dapat
dikelompokkan menjadi tujuh, yaitu :
a. Paragraf terdiri atas transisi
kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
b. Paragraf terdiri atas transisi
berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
c. Paragraf terdiri atas kalimat topik,
kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
d. Paragraf terdiri atas transisi
berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
e. Paragraf terdiri atas transisi
berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
f. Paragraf terdiri atas kalimat topik
dan katimat pengembang.
g. Paragraf terdiri atas kalimat
pengembang dan kalimat topik.
3. Ciri-ciri
Paragraf
Adapun ciri-ciri paragraf sebagai
berikut:
- Kalimat pada baris pertama terletak agak dalam. Yakni, dengan jarak lima ketukan spasi untuk jenis karangan yang biasa. Untuk kalimat pada baris selanjutnya biasanya lebi maju dari kalimat pad abaris pertama.
- Paragraf memiliki dua jenis kalimat. Yakni, kalimat utama dan kalimat penjelas.
- Sebuah paragraf biasanya memakai satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.
Kalimat utama atau disebut juga kalimat topik merupakan
kalimat pokok atau gambaran umum tentang ide yang ingin di sampaikan. Sedangkan
kalimat penjelas merupakan gambaran rinci dari ide yang akan di sampaikan.
Dengan kata lain kalimat penjelas menguraikan ataupun menerangkan pikiran utama
yang terdapat pada kalimat topik. Misalnya, kita ingin membahas masalah bola.
Maka kalimat utama paragraf tersebut merupakan gambaran umum tentang bola,
sedangkan kalimat penjelasnya bisa berupa gambaran khusus tentang bola
tersebut.
4.
Syarat-syarat dalam Pembuatan
Paragraf
a. Kesatuan (Unity)
Kesatuan
paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama
menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu. Kesatuan di sini tidak boleh
diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
b. Kepaduan (Coherence )
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan
hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk suatu
paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar kalimat
yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf
dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci,
penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).
c. Kelengkapan ( Completeness
)
Ialah
suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang
kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf
yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan
pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.
5.
Jenis-jenis Paragraf
Paragraf memiliki banyak ragamnya.
Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan
kelompoknya,yaitu :
a. Jenis
paragraph menurut fungsinya
1)
Paragraf pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau
pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian.
Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatianpembaea, serta sanggup
menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya.
2)
Paragraf penghubung
Paragraf penghubung adalah semua
paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup
3)
Paragraf penutup
Paragraf penutup adalah paragraf
yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuanyang lebih
kecil di dalam karangan itu. Fungsi paragraf penutup berupa simpulan semuapembicaraan
yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
b. Jenis paragraf menurut posisi kalimat utama
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena
berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topik dan letak posisinya dalam paragraf
menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna
sendiri bagi sebuah
paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapat dibedakan atas empat macam, yaitu :
paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf
penuh kalimat topik.
1)
Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang
letak kalimat utamanya di tempatkan di awal paragraf ,yaitu paragraf yang
menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang
terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Contoh :
"Olahraga
akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik
orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat
jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah
lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat
lelah dan mudah terserang penyakit."
2) Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan
terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih
dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.
Contoh
:
"Yang
menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas disebabkan oleh ulah manusia itu
sendiri. Contohnya saja masih banyak orang-orang yang buang sampah yang tidak
pada tempatnya. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan di
sekitarnya. Oleh sebab itu maka seharusnya pemerintah setempat harus lebih
mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut
serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah setempat harus menggalakan
supaya Jakarta bebas banjir dengan cara membuang sampah pada tempatnya dan
membersihkan selokan di sekitarnya”.
3) Paragraf campuran (deduktif-induktif)
Paragraf campuran (deduktif-induktif) merupakan paragraf
yang kalimat
pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Kalimat pada akhir
paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang
terdapat pada awal paragraf.
Contoh :
" Pemerintah
menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat, murah, dan sehat.
Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi
kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung berapi sangat
menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini
menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat
untuk memenuhi kebutuhan rakyat."
4) Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya
sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi
seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan lainnya
sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian
bersifat deskriptif dan
naratif terutama dalam karangan fiksi.
Contoh :
"Pagi hari
itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk dan
menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang
menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar
sepuas-puasku."
c.
Jenis Paragraf Menurut Sifat
Isinya
Isi sebuah
paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan
korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi
paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan
menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.
Berdasarkan
sifat isinya, alinea
dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
1) Paragraf Persuasif
Adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara
mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam
penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi,
deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti
buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk
karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
Contoh :
“Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas
dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang
di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita
masing – masing untuk membuang sampah pada tempatnya.
2) Paragraf argumentasi
Adalah isi
paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.
Contoh
:
“Membaca
merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Seorang dokter pasti
selalu membaca buku-buku medis, sebab tanpa membaca buku medis ia akan banyak
mengalami kesulitan ketika akan mendeteksi penyakit pasien. Seorang pelajar,
tanpa mau membaca buku pelajaran secara rutin, pasti akan banyak mengalami
kesulitan ketika menjawab pertanyaan dari guru. Banyak lagi contoh-contoh
membaca yang selalu dilakukan oleh seseorang.”
3) Paragraf naratif
Adalah isi
paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
Contoh :
“Beberapa minggu yang
lalu kami telah melakukan perjalanan ke Lampung. Rombongan kami terdiri dari 5
mobil pribadi. Kendaraan kami melaju dengan cepat secara beriringan. Perjalanan
sangat menyenangkan, tak seorangpun yang tidak gembira. Semua sangat bahagia
melihat pemanandangan walau hanya didalam mobil ketika suasana dan gemerlapnya
lampu-lampu yang menghiasi kota Bandar Lampung.”
4) Paragraf deskriptif
Adalah paragraf
yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Contoh :
“Kini hadir mesin cuci
dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa pilihan warna, yaitu
pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci
dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display dan
tombol-tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan
memudahkan proses mencuci”.
5) Paragraf eksposisi
Adalah paragraf
yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
Contoh :
Kegiatan dalam
memeriahkan HUT RI ke 69 tanggal 17 Agustus 2014 di desa Simpang Pematang.
Semua warga desa Simpang Pematang turut memeriahkan acara HUT RI ke 69 dengan
mengikuti beragam perlombaan yang disediakan oleh panitia, perlombaan tersebut
antara lain : panjat pinang, balap karung, makan kerupuk, memasukkan paku
kedalam botol, tarik tambang dan lain sebagainya.
6. Cara
Mengembangkan Paragraf
a. Cara Klimaks-Antiklimaks
1) Klimaks
Klimaks adalah
perincian gagasan cerita dari bawah menuju gagasan cerita yang paling puncak.
Bisa juga diartikan sebagai bagian dalam cerita yang mendeskripsikan peristiwa
sampai pada konflik yang paling tinggi.
Contoh :
Setelah cobaan
bertubi-tubi menimpa Arifin dalam pencarian Istrinya, akhirnya ia mengetahui
istrinya berada di kamp. Tahanan politik di pulau Buru. Tak terhitung tetesan
air mata dan darah yang mengucur. Pengorbanannya terbayar sudah. Ia bisa
bertemu dengan Nurbaya, istri tercintanya. Ia pun segera berlari tanpa alas
kaki menuju kamp. Tahanan itu. Begitu kagetnya ketika arifin mendapati istrinya
tergeletak lemas dengan bekas tikaman pisau di dada kirinya. Ia tak kuasa
menahan tangis dan menjerit sejadi-jadinya.
2) Antiklimaks
Antiklimaks adalah
variasi gagasan yang dimulai dari gagasan cerita yang paling tinggi kemudian
diikuti dengan gagasan yang lebih rendah secara perlahan-lahan. Bisa juga
diartikan sebagai penurunan masalah dalam cerita dari konflik tertinggi
kemudian berangsur-angsur menuju ke konflik terendah.
Contoh :
“Kini ia menjadi salah
satu mafia kelas kakap di daerahnya. Ia sudah memiliki daerah kekuasaannya
sendiri. Tak ada yang bakal menyangka kalau penjahat itu dulunya adalah seorang
anak yang pintar dan sholeh. Entah apa yang membuatnya begini. Satu hal yang
pasti adalah, anak itu telah mengalami tahun-tahun yang buruk sehingga
membuatnya menjadi seperti ini.”
b. Cara Sudut Pandang
Pola
sudut pandang ialah pola pengembangan paragraf yang didasarkan pada persepsi
berkaitan dengan posisi atau tempat penulis pada sebuah teks.
Contoh :
“Aku dilahirkan di
kota tapis berseri ini. Ketika aku berumur dua tahun, ayah dan ibuku membawaku
ke sebuah kerajaan tambak udang di kabupaten tulang Bawang. Disinilah aku
pertama kalinya merasakan kehidupan sejauh yang kuingat. Karena aku tak ingat
bagaimana aku dilahirkan dan bagaimana orang tuaku membawaku ke sini.”
c. Cara Perbandingan dan Pertentangan
Perbandingan adalah
upaya mengamati persamaan yang dimiliki oleh dua benda atau lebih, sedangkan
pertentangan lebih banyak menonjolkan perbedaan yang ada pada dua benda atau
lebih.
Contoh :
Pemerintah telah
menyediakan gas epigi 3kg dan 12 kg. Sama halnya dengan minyak tanah, gas
elpigi juga dapat digunakan untuk kegunaan rumah tangga dengan harga yang
murah. Pemerintah memandang perlu untuk mengonversikan keterbutuhan minyak
tanah ke gas elpigi karena produksi minyak tanah saat ini sangat mahal.
Disamping itu, penggunaan gas elpigi dianggap lebih praktis dan ekonomis.
d. Cara Analogi
Analogi adalah
bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang
memiliki kesamaan atau kemiripan.
Contoh :
Dalam hal belajar
manusia perlu mencontoh ilmu padi. Semakin berisi maka ia akan semakin
merunduk. Begitulah seharusnya, semakin kita berilmu hendaknya diikuti dengan
kerendahan hati. Tidak sepatutnya manusia sombong atas kepintaran yang
dimilikinya. Ilmu yang sebenarnya pada hakikatnya ialah ilmu yang dapat berguna
bagi banyak orang. Kecerdasan yang sebenarnya adalah ketika kecerdasan itu
dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
e. Cara Contoh
Sebuah gagasan dalam paragraf menjadi terang benderang ketika
diperkuat dengan beberapa contoh atau ilustrasi. Contoh dapat diuraikan dalam
bentuk narasi atau deskripsi.
Contoh :
Sudah sepuluh hari
setelah bantuan terakhir datang. Warga korban banjir di pinggiran kali Code
membutuhkan bahan makanan dan pakaian. Mereka bertahan hidup dengan
mengandalkan daun-daunan yang direbus, jika beruntung mereka makan dengan
umbi-umbian dan ikan hasil tangkapan sungai. Pakaian mereka hanya sebatas yang
mereka pakai saat ini. Banyak diantara mereka yang menderita penyaki kulit
karena tidak pernah mencuci dan mengganti pakaian.
f. Cara Pola Klausalitas
Dalam pola ini sebab bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Namun demikian, susunan tersebut biasanya juga terbalik. Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian pengembangannya.
1)
Pola Sebab–Akibat
Contoh :
Batu akik saat ini
sedang menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan bapak-bapak saja, bahkan
ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai batu permata ini. Tak heran harga batu
akik untuk jenis tertentu sangat mahal dan pedagang batu akik mendapatkan
untung yang tinggi.
2)
Akibat-Sebab
Contoh :
Banyak pedagang batu
akik yang meraup keuntungan yang luar biasa. Hal ini dikarenakan kepopuleran
batu akik setahun terakhir ini. Batu akik saat ini sedang menjadi primadona.
Bukan hanya dikalangan orang tua saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga
menyukai batu permata ini.
g. Cara Generalisasi
Generalisasi adalah menarik kesimpulan dengan cara penalaran secara umum berdasarkan referensi data, atau peristiwa khusus secara representatif.
1) Umum-Khusus
Contoh :
Dalam melakukan
sesuatu hal butuh perencanaan yang matang. Seperti menulis agenda pada buku
catatan kecil. Selanjutnya membuat daftar agenda dari yang paling mendesak
untuk dilakukan. Berikutnya memulai dari yang paling mudah ke agenda yang
tersulit. Konsisiten terhadap agenda yang dibuat. Insya Allah agenda yang sudah
terencana dapat dilakukan dengan baik.
2) Khusus-Umum
Contoh : Ikan cupang
terkenal dengan kegesitannya dalam bertarung dan bentuknya yang mungil dan
indah. Ikan Lauhan terkenal dengan motif menyerupai huruf mandari di tubuhnya.
Ikan mas koki identik dengan corak keemasannya yang indah. Memelihara ikan hias
sungguh merupakan keasyikan tersendiri bagi para pencintanya.
h. Cara Klasifikasi
Klasifikasi adalah usaha mengelompokkan berbagai hal yang dianggap memiliki kesamaan ke dalam satu kategori. Dengan demikian hubungan di antara berbagai hal itu menjadi satu kesatuan yang utuh.
Contoh :
Fi’il (kata kerja) dalam bahasa arab terbagi menjadi tiga. Yakni fi’il madhi (lampau), fi’il mudharek (sekarang dan yang akan datang), dan fi’il amar (kata kerja perintah). Masing-masing kata kerja dari ketiganya memiliki bentuk dasar yang sama dan akan berubah mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa arab.
i. Cara Definisi Luas
Paragraf ini menguraikan sebuah gagasan yang abstrak atau istilah yang menimbulkan kontroversi yang membutuhkan penjelasan.
Contoh:
Sejatinya sebuah pergerakan mahasiswa terlahir dengan adanya sebuah cita-cita yang luhur, visi- misi yang jelas, serta kemauan kuat membangun bangsa ini dari keterpurukan. Namun, yang terjadi saat ini sangat jauh berbeda dari tujuan berdirinya sebuah pergerakan tersebut. Pola pengkaderan yang salah atau melencengnya ideologi pergerakan membuat arah dan tujuan berubah, langkah menjadi tidak pasti, tidak tegas dan cenderung mementingkan kepentingan kelompok. Kampus dijadikan sebuah ladang garapan banyak pihak yang mengaku peduli akan cita-cita revolusioner, peduli akan nasib bangsa, pendidikan, dan lain-lain. Namun pada kenyataanya, pergerakan mahasiswa saat ini lebih cenderung memikirkan bagaimana visi kelompok terwujud lebih cepat. Bahkan beberapa pergerakan saat ini dijadikan sebuah sarana pengkaderan dan perpanjangan partai politik yang mengatasnamakan gerakan peduli rakyat, demokrasi, anti korupsi dan lain sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Paragraf atau alinea adalah suatu
bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang
perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan
tunggal). Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari
sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah
memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja
hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf,
tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Paragraf yang efektif harus memenuhi
dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
Pengembangan paragraf sangat berkaitan
erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang
mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Selain kalimat topik,
pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan
dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf
penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena
misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda.
Metode pengembangan paragraf akan
bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive,
argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti
digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan
naratif.
Setelah mempertimbangkan factor tersebut
barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang dianggap
paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang
terdapat di dalam buku-buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum
dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang
dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode
umum khusus, dan metode klasifikasi.
Di dalam mengarang, keenam metode
pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan
keperluan mengarang si penulisnya.
Paragraf memiliki banyak ragamnya.
Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan
kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya, menurut
sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan
B.
Kritik
dan Saran
Demikian
makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat saya butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya. Dan
semoga makalah ini berguna untuk kita semua. Aaamiiin…
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment